Sunday, May 25, 2014

Sampai Kapanpun Sampai Nanti Kita Selalu Jadi Kita

            Well, 3 tahun berlalu. It`s time to graduation from senior high school for us. Dan setelah ini, kita bakal gapai apa yang uda kita pengen banget dari dulu. Dari semenjak kita udah menetapkan, esok aku ingin menjadi seorang.......... . Good luck my best. Waktu ini cepet banget ya, nggak kerasa kita udah harus berhadapan sama dunia kerja, dunia dewasa setelah ini. Be a good person tomorrow ya guys!.
             Kalo aku inget kalian waktu pertama kali aku tau kalian 5 tahun yang lalu. Ada yang uda dari MOS sekelas, kelas 1 nya sekelas lagi atao baru sekelas, kelas 2 nya juga sekelas lagi ato yang baru aja kelas 2 nya sekelas, kelas 3 nya baru sekelas ato yang udah sekelas mulai kelas 2 nya. Ataupun kelas 3 nya nggak sekelas lagi. Kalo diibaratin seleksi alam teorinya Darwin, mungkin kita salah satu yang kena dampak seleksi juga secara nggak langsung. Dan kita berakhir sampai sekarang dengan 7 orang. Meski kadang orang-orang terdekat kita atau yang pernah dekat dengan kita juga menghiasi keceriaan kita bertujuh, tapi dimanapun, aku tau, selalu yang ada adalah kita. They`re us. Dan semenjak aku punya kalian, hari-hari ku lebih indah rek. Mulai dari awal kita pergi kemana2 bareng. Serius lebih indah, nggak bohong. Meski hari-hariku yang udah berlalu juga indah,sedih,seneng,asem,bahagia kaya nano-nano. Tapi semenjak kita sering keluar bareng-bareng 3 tahun yang lalu, rasa nano-nano nya makin terasa rek. Serius bingiiit, nggak bohong. Aku mulai tau yang mana temen bener2 peduli atau care sama temen yang cuek. Kalian emang kadang-kadang nyebelin, but it`s not also but only or sometime. And after that it was be a joke. Kalian juga pasti samar-samar inget kan gimana awalnya kita masing-masing ketemu? kenalan? terus deket kayak sekarang?
             Aku inget juga gimana pertama kali aku kenal kalian masing-masing. Ada sih yang awalnya buat aku nggak suka, atau buat aku males kenal. Tapi setelah aku udah bener2 kenal kalian. Aku ngerasa betah, nyaman, seneng punya temen kayak gini. Oiya remember how we met at first, sebernernya kita nggak sedeket sekarang waktu dulu.Baru-baru ini aja. 3 tahun yang lalu juga kita baru aja seneng-senengnya keluar bareng. Aku ngerasa kita selalu pengen keluar bareng-bareng, tetep bareng-bareng sampe kapanpun, tetep pengen jadi kita sampai kapanpun sampai nanti. Aku juga dapet feel kaya gitu rek. Aku ngerasa itu juga feel yang kalian rasain dari diri kalian waktu kita bareng-bareng. 
              Tapi sekarang, kita udah waktunya serius dan bener2 serius sama masa depan kita. Mau jadi apa kita. Pasti kita jarang banget ketemu setelah ini. September, kita uda mulai sibuk lagi rek sama dunia kita masing-masing. Makasih banget banget buat 3 tahun yang nano-nano ini dari kalian. Aku cuma pengen, kita bakal tetep jadi kita sampe kapanpun. Jujur rek, maaf kalo kaya nya aku rapuh gini -__-. Jujur rek, aku nggak mau kalo kita sampe pisah. Gimanapun keadaan kita satu sama lain, aku pengen kita bisa saling paham. Kalo emang sekarang kita selalu bareng adalah karena dulu kita udah mutusin buat selalu bareng-bareng. Walaupun aku tau kalian nggak sadar udah mutusin kayak gitu. Ya itu yang aku maksud seleksi tadi. Kesanku temenan sama kalian, kalian bener2 temen yang support, gampang maafin atas sebuah kesalahan, paham kondisi masing-masing. Dan aku ngerasa selama ini susah dapet temen kaya kalian. Apalagi kita gendernya nggak sama semua. Nyenenginnya kalian, disaat kita bareng, nggak pernah muncul ego kita. Padahal yang namanya ego susah banget dilawan rek. Nyatanya kita bisa kalahin ego kita masing-masing. Aku nggak pernah nyesel sampe sekarang kenal sama kalian. Kalian juga temen yang perhatian rek, meski nggak selalu, tapi dan selalu ada tapi untuk kalian lagi. Tapi kalian yang bisa buat aku nyaman rek di semua kondisi. Serius.
               Cuma 1 yang aku pengen, jangan bosen ya rek buat selalu jadi kita. Keluar bareng, ketemuan, ngumpul, dan semuanya. Aku seneng banget jadi sahabat kalian. I`ll do it forever. And all of you, i hope so. Selama kita bisa, jangan pernah bilang nggak bisa ya rek. Prestise banget kita bertahan selama ini menurutku. Dan aku berharap selamanya. Jangan pernah ada konflik, yang udah terjadi ya udah, dan terus berusaha ya rek buat masa depan diri kita sendiri. Dan bakal tetep jadi kita yang selalu ada sampai kapanpun. :''). Maaf kalo aku udah jujur banget rek :''. But this is the reality.

Thursday, May 01, 2014

Aku Kamu Kita dan Seseorang Itu...

                 Sore itu, mendung telah menghiasi kota yang memiliki dataran cukup tinggi setinggi + 400 meter diatas permukaan laut ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.25. Gerimis baru saja turun beberapa menit yang lalu. Sekarang telah reda, namun sepeetinya gerimis akan turun lagi, pikirku begitu. Tak lama suara gemericik air hujan berjatuhan lagi dan terdengar lebih jelas dari sebelum-sebelumnya. "Tuhan, kapan berakhir hujan ini?". Aku suka hujan, tapi yang tak deras. Karena itu memberikan ketenangan tersendiri bagiku. Apalagi karena hujan pula, aku memiliki banyak memori dengannya. Oke lanjut dengan cerita di sore itu. Sembari menunggu hujan reda, aku mendapat pesan dari salah seorang temanku "ini hujan, jadikah...?". "Iya, aku jadi, nunggu hujannya reda aja.", jawabku. Untungnya 15 menit kemudian hujan telah reda. "Berarti memang aku ditakdirkan bertemu dengannya kali ini, setelah sekian kali hujan menunda pertemuan kita.", gumamku dalam hati. Sore itu aku dan beberapa temanku memiliki sebuah acara. Bukan acara yang besar, hanya sederhana. Kupikir cukup menyenangkan jika selalu bersama ditengah teman-temanku ini. Bahagia aku memiliki mereka semua dalam setengah windu lebih ini. Oke, kita berjodoh kawan, kita bertemu sore ini di rumahnya.
                 Pukul 15.45 tepat, aku berangkat dari rumahku dengan mybeby. Mybeby adalah motor vario biru hadiah di ulangtahunku ke 16, yang sengaja diberikan 1 bulan sebelum aku berulang tahun. Well, dengan usia 16 tahun yang belum memiliki driving lisense aku berani pergi kemana-mana dengan beby. Sekalipun itu ke wilayah kota "apel" yang terletak di sebelah barat laut kotaku. Namun sekarang aku sudah memiliki driving lisense, sehingga mymum dan dad nggak khawatir masalah aku pergi kapan saja. At least tetep nggak boleh pulang lebih dari jam 21.00 kalo aku pergi sama mybeby. Segera aku bergegas pergi ke rumah twin shoppingku yang letaknya ya meski agak jauh nggak papa lah, aku suka aja jemput dia. hehe. :). Setelah menjemput mytwinshop kami dan mybeby pergi kerumahnya. "nanti nggak cuma kita loh yang dirumahnya.", kataku. "terus ada siapa?". "Temen-temennya dia juga ada.". "ntar kita nggak dianggep?". "Udah tenang aja, masak iya kita dianggurin...". Lumayan jauh juga rumahnya dari ujung keujung, untungnya mybeby nggak ngeluh. 20 menit sampailah aku di depan rumahnya. "God, rame banget, gimana dong..?", tanyaku ke mytwinshop. "Iyaa, duh pulang aja yuk?". "Ah gila lu, kita udah jauh-jauh masak pulang?". "Lha rame nihh, isinya cuma temennya doang..". Nggak lama dia keluar dan menyambut kita di teras. "Nggak biasa-biasanya dia keren kayak gini..". Sejenak aku lupa dengan adanya mobil di teras rumahnya. "Jangan-jangan ini mobil.............?!?!?!", sejenak aku berfikir ini mobil seorang cewek yang sebenarnya aku tak pernah kenal dengan dia. Hanya kebetulan saja dia bersekolah di sekolah sebelah sekolahku, satu kelas dengannya, les di tempat yang sama denganku. Dan sampai sekarang aku tak pernah mengerti bagaimana caranya ia mengetahuiku, parahnya aku pernah merasa diintai saat aku akan shalat dhuhur di aula. Ia seperti menungguku bersama teman-temannya. Waktu itu kubiarkan saja ia dan teman-temannya. Namun lama-lama aku risih juga, pernah saat aku akan keluar dari aula ia seperti ingin tahu siapa aku dan yang manasih diriku. Well semua terjadi beberapa hari setelah aku pergi ke acara sekolahku bersamanya. Bersama dia, dia yang dari dulu ada disini dipikiranku dibanyanganku. Saat itu aku bertemu dengan teman sekelas mereka, dan aku tak pernah menyangka pertemuan singkat itu membawa dampak hingga sekarang. Membuatnya berubah perlahan-lahan dan tak seperti dulu lagi, yang mudah aku temui di saat-saat istirahat, saat aku memerlukannya. Semua gara-gara aku memang, gara-gara pergi ke acara sekolahku itu. Tapi aku tak tau dimana letak salahku, hingga membuat cewek yang sama-sama berjilbab sepertiku itu selalu mengintaiku, mungkin sekarang bukan mengintai lagi, tapi sudah tau aku siapa, dan aku siapanya dia, dan lagi bagaimana kedekatanku dengannya selama dari sekolah mengah pertama dulu.
                       Sementara aku tercengang dengan mobil berwarna silver yang terparkir di halaman rumahnya itu, dia menyapaku dan mytwin. Ada yang aneh, matanya hanya menatap mytwin, namun mulutnya juga menyapaku. "Mungkin teman-temannya yang membuat dia seolah sedang berakting seperti ini saat detik ini". Seperti peserta sebuah lomba, semua mata teman-temannya tertuju pada siapa yang baru datang. Semua mata tertuju pada aku dan mytwin. Saat dia menyuruh kami masuk ke rumahnya, aku yang baru saja kehujanan dengan mytwin yang juga kehujanan masih berdiri di depan pintu rumahnya. Namun semua mata itu tetap tertuju pada kami. Aku tak mempedulikan mereka, yang ada dipikirku hanya apakah cewek itu ada disini juga jangan-jangan. Tak lama aku langsung masuk ke rumahnya dan duduk bersama 2 orang temanku yang sedari tadi sudah menunggu kehadiran aku dan teman-temanku yang lain. Dia meninggalkan kami dan pergi ke arah teman-temannya. Tak lama aku mendengar sapaan hangat dari salah satu temannya yang menyuruh kami masuk juga. Saat aku melepas jaket shoft shellsku, dan tak sengaja aku menoleh ke kerumunan dia dan teman-temannya. "Allah,, dia ada disini, cewek itu disini.". Feelingku seketika bergejolak dan merasa yang tidak ingin kurasakan saat sore itu. Bukan karena yang lain. Aku hanya tak suka dengan ucapan-ucapan sindiran dari teman-temannya yang lain yang mungkin akan terucap seperti dulu-dulu. Yang saat itu samar-samar di dengar mytwin, namun mytwin tak tahu pokok permasalahannya dimana. Aku hanya diam dan langsung mengajak ngobrol yang lain dengan teman-temanku yang sedari tadi menungguku, dan kehadiran beberapa temanku yang belum datang.
                      Beberapa saat kemudian, teman-temannya pamit kepadanya. Tentu saja kepada kami juga, dan hampir satu-satu dari teman-temanya berpamitan pada kami dan senyum pada aku dan teman-temanku yang duduk di ruang depan. Tak lama aku mendengar celotehan temannya "Heeey kamu kok lari sih..? kamu kok nggak pamit ?", dengan nada-nada yang menggoda. See, aku melihat cewek itu lari sedikit terbirit di sela-sela teman-temannya. Aku nggak tau kenapa, aku dari tadi udah pasang senyum manis ke semua teman-temannya yang  berpamitan pada kami. Jikalau saja cewek itu berpamitan juga pada kami, aku tetap akan memasang senyumku dan pasti kujawab "Iya, hati-hati.", gumamku. Namun cewek itu nyelonong di sela-sela teman-temannya dan langsung lari ke arah depan halaman. "Kenapa sih ini anak? Emang dia pikir aku bakal nyekek lehernya kalo dia pamit ke aku..?", pikirku sendiri. Tuh kan, apa kubilang hal yang nggak ingin terjadi telah terjadi sore itu. Seketika aku membiarkan cewek itu pulang berlalu dengan kepulangan teman-temannya. Merasa sedikit sedih dan berfikir "Dimana sih letak salahku?". Setelah itu, "Memang salahku apa?". Dan setelahnya lagi "Apa aku punya salah sih sama cewek itu?". Kubiarkan semua tenggelam dan hilang jauh-jauh dari pikiranku setelah aku merasa it`s time to our party guys. Dan aku melihat wajahnya serta gerak-geriknya lebih menganggapku ada disini dibandingkan dengan yang tadi-tadi. Dan kita sudah kembali menjadi kita seperti biasanya. End.