Thursday, May 01, 2014

Aku Kamu Kita dan Seseorang Itu...

                 Sore itu, mendung telah menghiasi kota yang memiliki dataran cukup tinggi setinggi + 400 meter diatas permukaan laut ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.25. Gerimis baru saja turun beberapa menit yang lalu. Sekarang telah reda, namun sepeetinya gerimis akan turun lagi, pikirku begitu. Tak lama suara gemericik air hujan berjatuhan lagi dan terdengar lebih jelas dari sebelum-sebelumnya. "Tuhan, kapan berakhir hujan ini?". Aku suka hujan, tapi yang tak deras. Karena itu memberikan ketenangan tersendiri bagiku. Apalagi karena hujan pula, aku memiliki banyak memori dengannya. Oke lanjut dengan cerita di sore itu. Sembari menunggu hujan reda, aku mendapat pesan dari salah seorang temanku "ini hujan, jadikah...?". "Iya, aku jadi, nunggu hujannya reda aja.", jawabku. Untungnya 15 menit kemudian hujan telah reda. "Berarti memang aku ditakdirkan bertemu dengannya kali ini, setelah sekian kali hujan menunda pertemuan kita.", gumamku dalam hati. Sore itu aku dan beberapa temanku memiliki sebuah acara. Bukan acara yang besar, hanya sederhana. Kupikir cukup menyenangkan jika selalu bersama ditengah teman-temanku ini. Bahagia aku memiliki mereka semua dalam setengah windu lebih ini. Oke, kita berjodoh kawan, kita bertemu sore ini di rumahnya.
                 Pukul 15.45 tepat, aku berangkat dari rumahku dengan mybeby. Mybeby adalah motor vario biru hadiah di ulangtahunku ke 16, yang sengaja diberikan 1 bulan sebelum aku berulang tahun. Well, dengan usia 16 tahun yang belum memiliki driving lisense aku berani pergi kemana-mana dengan beby. Sekalipun itu ke wilayah kota "apel" yang terletak di sebelah barat laut kotaku. Namun sekarang aku sudah memiliki driving lisense, sehingga mymum dan dad nggak khawatir masalah aku pergi kapan saja. At least tetep nggak boleh pulang lebih dari jam 21.00 kalo aku pergi sama mybeby. Segera aku bergegas pergi ke rumah twin shoppingku yang letaknya ya meski agak jauh nggak papa lah, aku suka aja jemput dia. hehe. :). Setelah menjemput mytwinshop kami dan mybeby pergi kerumahnya. "nanti nggak cuma kita loh yang dirumahnya.", kataku. "terus ada siapa?". "Temen-temennya dia juga ada.". "ntar kita nggak dianggep?". "Udah tenang aja, masak iya kita dianggurin...". Lumayan jauh juga rumahnya dari ujung keujung, untungnya mybeby nggak ngeluh. 20 menit sampailah aku di depan rumahnya. "God, rame banget, gimana dong..?", tanyaku ke mytwinshop. "Iyaa, duh pulang aja yuk?". "Ah gila lu, kita udah jauh-jauh masak pulang?". "Lha rame nihh, isinya cuma temennya doang..". Nggak lama dia keluar dan menyambut kita di teras. "Nggak biasa-biasanya dia keren kayak gini..". Sejenak aku lupa dengan adanya mobil di teras rumahnya. "Jangan-jangan ini mobil.............?!?!?!", sejenak aku berfikir ini mobil seorang cewek yang sebenarnya aku tak pernah kenal dengan dia. Hanya kebetulan saja dia bersekolah di sekolah sebelah sekolahku, satu kelas dengannya, les di tempat yang sama denganku. Dan sampai sekarang aku tak pernah mengerti bagaimana caranya ia mengetahuiku, parahnya aku pernah merasa diintai saat aku akan shalat dhuhur di aula. Ia seperti menungguku bersama teman-temannya. Waktu itu kubiarkan saja ia dan teman-temannya. Namun lama-lama aku risih juga, pernah saat aku akan keluar dari aula ia seperti ingin tahu siapa aku dan yang manasih diriku. Well semua terjadi beberapa hari setelah aku pergi ke acara sekolahku bersamanya. Bersama dia, dia yang dari dulu ada disini dipikiranku dibanyanganku. Saat itu aku bertemu dengan teman sekelas mereka, dan aku tak pernah menyangka pertemuan singkat itu membawa dampak hingga sekarang. Membuatnya berubah perlahan-lahan dan tak seperti dulu lagi, yang mudah aku temui di saat-saat istirahat, saat aku memerlukannya. Semua gara-gara aku memang, gara-gara pergi ke acara sekolahku itu. Tapi aku tak tau dimana letak salahku, hingga membuat cewek yang sama-sama berjilbab sepertiku itu selalu mengintaiku, mungkin sekarang bukan mengintai lagi, tapi sudah tau aku siapa, dan aku siapanya dia, dan lagi bagaimana kedekatanku dengannya selama dari sekolah mengah pertama dulu.
                       Sementara aku tercengang dengan mobil berwarna silver yang terparkir di halaman rumahnya itu, dia menyapaku dan mytwin. Ada yang aneh, matanya hanya menatap mytwin, namun mulutnya juga menyapaku. "Mungkin teman-temannya yang membuat dia seolah sedang berakting seperti ini saat detik ini". Seperti peserta sebuah lomba, semua mata teman-temannya tertuju pada siapa yang baru datang. Semua mata tertuju pada aku dan mytwin. Saat dia menyuruh kami masuk ke rumahnya, aku yang baru saja kehujanan dengan mytwin yang juga kehujanan masih berdiri di depan pintu rumahnya. Namun semua mata itu tetap tertuju pada kami. Aku tak mempedulikan mereka, yang ada dipikirku hanya apakah cewek itu ada disini juga jangan-jangan. Tak lama aku langsung masuk ke rumahnya dan duduk bersama 2 orang temanku yang sedari tadi sudah menunggu kehadiran aku dan teman-temanku yang lain. Dia meninggalkan kami dan pergi ke arah teman-temannya. Tak lama aku mendengar sapaan hangat dari salah satu temannya yang menyuruh kami masuk juga. Saat aku melepas jaket shoft shellsku, dan tak sengaja aku menoleh ke kerumunan dia dan teman-temannya. "Allah,, dia ada disini, cewek itu disini.". Feelingku seketika bergejolak dan merasa yang tidak ingin kurasakan saat sore itu. Bukan karena yang lain. Aku hanya tak suka dengan ucapan-ucapan sindiran dari teman-temannya yang lain yang mungkin akan terucap seperti dulu-dulu. Yang saat itu samar-samar di dengar mytwin, namun mytwin tak tahu pokok permasalahannya dimana. Aku hanya diam dan langsung mengajak ngobrol yang lain dengan teman-temanku yang sedari tadi menungguku, dan kehadiran beberapa temanku yang belum datang.
                      Beberapa saat kemudian, teman-temannya pamit kepadanya. Tentu saja kepada kami juga, dan hampir satu-satu dari teman-temanya berpamitan pada kami dan senyum pada aku dan teman-temanku yang duduk di ruang depan. Tak lama aku mendengar celotehan temannya "Heeey kamu kok lari sih..? kamu kok nggak pamit ?", dengan nada-nada yang menggoda. See, aku melihat cewek itu lari sedikit terbirit di sela-sela teman-temannya. Aku nggak tau kenapa, aku dari tadi udah pasang senyum manis ke semua teman-temannya yang  berpamitan pada kami. Jikalau saja cewek itu berpamitan juga pada kami, aku tetap akan memasang senyumku dan pasti kujawab "Iya, hati-hati.", gumamku. Namun cewek itu nyelonong di sela-sela teman-temannya dan langsung lari ke arah depan halaman. "Kenapa sih ini anak? Emang dia pikir aku bakal nyekek lehernya kalo dia pamit ke aku..?", pikirku sendiri. Tuh kan, apa kubilang hal yang nggak ingin terjadi telah terjadi sore itu. Seketika aku membiarkan cewek itu pulang berlalu dengan kepulangan teman-temannya. Merasa sedikit sedih dan berfikir "Dimana sih letak salahku?". Setelah itu, "Memang salahku apa?". Dan setelahnya lagi "Apa aku punya salah sih sama cewek itu?". Kubiarkan semua tenggelam dan hilang jauh-jauh dari pikiranku setelah aku merasa it`s time to our party guys. Dan aku melihat wajahnya serta gerak-geriknya lebih menganggapku ada disini dibandingkan dengan yang tadi-tadi. Dan kita sudah kembali menjadi kita seperti biasanya. End.

No comments:

Post a Comment